Tanggal Post : 2017-08-26 | Create : Alan
Tak banyak orang memilih sebuah pilihan bisnis dari situasi
pekerjaan yang cukup mapan beralih pada sebuah pilihan baru yang mungkin tak
mudah pula untuk dijalani. Bisa dibilang ini sebuah keputusan sulit.
Namun, demi permintaan keluarga terutama sang suami, Redia
Frisna Rista Tambunan mantap memutuskan keluar dari pekerjaan yang mungkin
banyak diidam-idamkan orang. Dengan berada dalam sebuah perusahaan tambang
bonafit, PT Freeport Indonesia.
Bekerja hampir 23 tahun di tekuni dan telah menduduki
jabatan yang cukup mapan di bidang hubungan pemerintahan pertambanagan PT
Freeport Indonesia, Redia tipekal wanita yang tak mudah menyerah menghadapi
berbagai rintangan dan tantangan dalam membangun usaha kuliner ayam organik
O’Chicken .
”Bekerja dalam dunia pertambangan freeport tak cukup hanya 1
x 24 jam waktu untuk pekerjaan itu. Bisa saya katakan waktu saya 2 x 24 jam
untuk pekerjaan itu, hingga kualitas pertemuan kepada keluarga sangat minim.
Atas permintaan sang suami dan dengan kesadaran tinggi, saya ikhlas
meninggalkan pekerjaan tersebut beralih pada fokus usaha yang sudah 4 tahun
pula saya geluti sambil bekerja,” ujar Redia, dalam keterangannya di Jakarta,
Selasa (28/8/2017).
Kini, apa yang dibangun selepas keluar dari pekerjaan sejak
2014 mulai terasa hasilnya. 80 outlet O’Chicken yang dirintis sudah ekspansi
dan tersebar di berbagai wilayah Jawa dan Sumatera .
Sebanyak 10 outlet baru, rencana akan menyusul di launching
pada pertengahan maret di wilayah Bandung Barat, pesantren-pesantren Kuningan
serta di Tasikmalaya.
Berkonsep syar’i mengutamakan halal dan thoyib mulai dari
menyediakan bahan baku ternak hingga sajian kuliner menjadi landasan
berbisnisnya mengembangkan usaha sajian kuliner ayam organik bagi masyarakat
muslim Indonesia khususnya.
”Usaha ini berharap terus berkembang untuk mereka, khususnya
kaum Muslim yang ingin join dalam usaha kuliner berbaku utama organik, baik
ayamnya maupun beras. Agar O’Chicken dapat memberi sajian sehat bagi masyarakat
luas khususnya anak-anak,” ujar Redia Frisna Rista Tambunan, wanita berdarah
Batak ini menjelaskan dengan bersemangat.
Berpartner bersama sang suami Luqman Hakim, Redia memulai
bisnis kuliner ayam organik. Dari bahan baku Ayam yang menjadi bahan andalan kuliner
O’Chicken, sang suami berternak ayam khusus organik diwilayah Purwakarta Jawa
barat. Ribuan ayam organik dihasilkan untuk bahan baku olahannya.
Tak semudah umumnya ayam ternak non organik dibudidayakan,
memiliki usaha ternak ayam dirasa punya resiko cukup tinggi dalam
me-maintenance nya.
Seringkali, satu ayam sakit bisa menjalar pada ribuan ayam
yang ada, hingga tak jarang panen pun gagal dan membuahkan kerugian yang tidak
sedikit.
Kendala lain yang dirasakan Redia dan suami saat awal usaha
ayam organik adalah distribusi penjualan, seringkali hasil panen yang ada
ternyata masih kurangnya pembeli, sehingga penyimpanan ayam potong di cold
storage banyak terbuang akibat ayam potong tersebut sudah tak layak konsumsi
karena terlalu lama di penyimpanannya.
Tak jarang, saat awal usaha ternak Redia menawarkan hasil
ternak yang sudah dipotong kepada sahabat-sahabat dekat, keluarga, kelompok
masyarakat lingkungan rumah, RS dan rekanan–rekanan lain yang tertarik
berbisnis ayam potong organik.
Hal itu dirasa menjadi kendala karena masih terbatasnya
animo masyarakat pada ayam organik selain belum mendapat agen dan penge-poll
skala besar yang membeli dan menampung hasil ternaknya, kala itu.
“Di awal usaha saya kadang memodali mereka coldstorage atau
freezer untuk menyimpan ayam potong hasil ternak yang akan dijual kekonsumen
atau pembeli langsung. Dan tak jarang pula akhirnya saya kehilangan freezer
yang saya berikan kemitra usaha setelah kontrak selesai, Freezer tak kembali,”
ungkap Redia.
Atas berbagai kendala yang dihadapi dan hoby sang suami
meracik menu masakan di samping anak-anakpun gemar memakan ayam goreng,
akhirnya selain dijual umum ayam potong hasil ternak yang ada, tercetuslah
gagasan mengembangkan usaha kuliner cepat saji berbahan ayam potong organik dari
ternak yang dimilikinya sebagai sajian bahan baku utama.
Dari mana mereka punya ide itu? Dari anak-anak mereka
sendiri. Dua anak Redia-Luqmanadalah penggemar ayam goreng. Tapi setiap kali
makan ayam goreng, kulit anak-anak itu gatal-gatal.
Dari hasil pemeriksaan dokter, terbukti bahwa obat-obatan
antibiotik pada ayam dan hormon penggemuk ayam itulah yang membuat anak-anaknya
alergi.
Maka, Luqman pun terpikir untuk beternak ayam yang semua
makanan dan minuman / vitamin ternaknya terbuat dari bahan-bahan alami. Namun,
modal dan biaya untuk menjadi peternak ayam organik ini tak murah.
“Habisnya sudah lebih banyak dari 1 miliar rupiah. Karena
suami saya memang tertarik ke ayam organik, makanya dia tetep tekun,” ujar
Redia.
Dari awalnya, memiliki peternakan sendiri, dan kemudian
selalu titip potong hasil ternak di tempat pemotogan ayam, akhirnya tergagas
pula untuk memiliki RPA sendiri lewat pengawasan dinas perternakan dan
pertanian.
Dengan RPA bersertifikasi halal yang dimilikinya menjadi
modal utama dalam sajian bahan baku kuliner yang dirintis dan dibangunnya
kemudian.
“Sangat saya pikirkan sertifikasi halal dan thoyib ini mulai
dari bahan baku ternaknya, pemotongan atau RPAnya hingga sajian kuliner yang
ditawarkan langsung ke konsumen penggemar ayam goreng organik atau O’Chicken ,”
ujar Redia Frisna Rista menjelaskan keutamaan berbisnis kuliner syar’i yang
dijalaninya.
Makanan organik atau makanan yang bebas pestisida saat ini
memang sangat digandrungi oleh masyarakat.
Kampanye gaya hidup sehat yang semakin marak dijalankan
membuat tren hidup sehat makin memasyarakat, termasuk dalam pemilihan menu
makanan.
Walhasil, kebutuhan dan permintaan akan makanan sehat dan
bersifat organik ini semakin hari semakin besar.
Hal ini membuat peluang potensial bagi para pebisnis untuk
menjalankan bisnis kuliner organik.
Salah satu bisnis yang menyediakan makanan organik adalah
O’Chicken.
O’Chiken yang dikembangkan Redia Frisna Rista mencoba
menawarkan produk ayam goreng organik yang menyehatkan.
Lalu, seperti apa bisnis ayam goreng organik O’Chicken ini?
Ayam organik yang dipakai sebagai bahan utama pembuatan ayam
goreng O’Chicken sendiri dibudidaya secara khusus dengan pemberian pakan alami
mulai dari jagung, dedak, tepung ikan,lidah buaya dan lain sebagainya.
Selain itu, dalam mengejar bobot ayam, Redia tidak
menggunakan bahan kimia sintesis, namun menggunakan ramuan herbal berupa jamu
khusus sebagai probiotik alami.
Di samping itu, khusus untuk minuman ternak tak jarang redia
menggunakan madu sebgai campuran agar kondisi ternak terjaga dari ancaman
penyakit yang ada.
“Tak jarang ancaman kematian ternak sering terjadi, oleh
sebab itu berbagai hal harus dijaga mulai dari kebersihan kandang ternak yang
harus disteril 2 minggu saat akan digunakan kembali bila masa panen dan potong
usai dilakukan. Serta Inspeksi dan pengawasan rutin ternak oleh dokter hewan
profesional serta pemilihan pakan yang teratur dan baik,juga salah satu usaha
yang dilakukan mengatasi gagal panen dan tentu juga bagian dalam meningkatkan
mutu ayam organiknya ” ungkap Redia.
Yang membedakan ayam organik dengan ayam ternak non organik
adalah tak ada satupun unsur penyuntikan hormon untuk mengejar bobot ayam agar
sama selain asupan pakan pun kadang menggunakan pakan yang diberi antibiotik
dan ramuan kimia kepada ayam ternak umum.
“Karena itu durasi ternak aya non organik lebih cepat
maksimal 21-24 hari mereka sudah bisa dipotong dan bobot ayam bisa sama.
Berbeda dengan ayam organik bisa mencapai 45 hari dan itupun bobot tak bisa
disamakan, dengan kata lain dari 10 ribu ayam yang ada biasanya hanya 3300 ekor
ayam yang memenuhi standar bobot 1,2 kg. Selebihnya tak jarang lebih kecil dan
akhirnya ta bisa digunakan untuk bahan baku kuliner O’Chicken,” kata Redia.
Solusinya ayam-ayam organik yang dibawah bobot biasanya
digunakan sebagai bahan baku pilete atau dijual umum ke masyarakat atau pasar.
Dengan pembudidayaan secara khusus tanpa bahan-bahan kimia
ini maka ayam yang dihasilkan pastinya akan lebih sehat karena tidak mengandung
residu antibiotik, rendah lemak dan bebas bakteri berbahaya.
Hasilnya, ayam yang dibudidaya dengan cara organik ini akan
memiliki tampilan yang lebih segar dan rasa yang lebih enak dari ayam biasa.
“Umumnya daging ayam organik terasa lebih manis, karena efek
minuman bercampur madu yang terserap dalam darah ayam tersebut,” ujar Redia.
Dengan memperoleh berbagai sertifikat untuk bisnis O’Chicken
mulai dari sertifikasi halal MUI hingga pengawasan laboratorium Departemen Peternakan
dan Pertanian Bogor, Jawa Barat.
O’Chicken makin melebarkan sayap bisnis kuliner ayam
gorengnya dengan berbagai variasi menu makanan yang diracik khusus dan dimiliki
hanya di O’Chicken saja.
“Saya berharap, O’Chicken berkembang seperti waralaba alpa
dan indomart. Di tiap sudut wilayah ada. Target saya setahun bisa memiliki 300
outlet O,Chicken diseluruh wilayah Jawa,Bali dan Sumatera,